Selasa, Juni 18, 2013
Perilaku Konsumen pada suatu Produk
2.
Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen
merupakan suatu proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan
pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan
jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang
mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga
jual rendah (low involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan
mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high involvement) proses pengambilan
keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Perilaku konsumen adalah aktivitas
seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa
(Blackwell, Miniard, & Engel, 2001). perilaku konsumen sendiri dapat di
definisikan sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku,
dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dengan kata
lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia
dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi.
Perilaku konsumen
menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu.
Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi
pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi.
Berdasarkan
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang
berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan
barang-barang atau jasa ekonomi yang selalu berubah dan bergerak sepanjang
waktu.
Menurut Handi Irawan, Perilaku Konsumen
Indonesia dikategorikan menjadi sepuluh, yaitu :
1)
Berpikir jangka pendek (short term
perspective), ternyata sebagian besar konsumen Indonesia hanya berpikir jangka
pendek dan sulit untuk diajak berpikir jangka panjang, salah satu cirinya
adalah dengan mencari yang serba instant.
2)
Tidak terencana (dominated by unplanned
behavior). Hal ini tercermin pada kebiasaan impulse buying, yaitu membeli
produk yang kelihatan menarik (tanpa perencanaan sebelumnnya).
3)
Suka berkumpul. Masyarakat Indonesia
mempunnyai kebiasaan suka berkumpul (sosialisasi). Salah satu indicator terkini
adalah situs social networking seperti Facebook dan Twitter sangat diminati dan
digunakan secara luas di Indonesia.
4)
Gagap teknologi (not adaptive to high
technology). Sebagian besar konsumen Indonesia tidak begitu
menguasai teknologi tinggi. Hanya sebatas pengguna biasa dan hanya
menggunakan fitur yang umum digunakan kebanyakan pengguna lain.
5)
Berorientasi pada konteks (context, not
content oriented). Konsumen kita cenderung menilai dan memilih
sesuatu dari tampilan luarnya. Dengan begitu,konteks-konteks yang meliputi
suatu hal justru lebih menarik ketimbang hal itu sendiri.
6)
Suka buatan Luar Negeri (receptive to
COO effect). Sebagian konsumen Indonesia juga lebih menyukai produk luar negeri
daripada produk dalam negeri, karna bias dibilang kualitasnya juga lebih bagus
dibanding produk di Indonesia
7)
Beragama(religious). Konsumen Indonesia
sangat peduli terhadap isu agama. Inilah salah satu karakter khas konsumen
Indonesia yang percaya pada ajaran agamanya. Konsumen akan lebih percaya jika
perkataan itu dikemukakan oleh seorang tokoh agama, ulama atau pendeta.
Konsumen juga suka dengan produk yang mengusung simbol-simbol agama.
8)
Gengsi (putting prestige as important
motive). Konsumen Indonesia amat getol dengan gengsi. Banyak yang ingin cepat
naik “status” walau belum waktunya. Saking pentingnya urusan gengsi ini,
mobil-mobil mewah pun tetap laris terjual di negeri kita pada saat krisis
ekonomi sekalipun. Menurut Handi Irawan D,ada tiga budaya yang menyebabkan
gengsi.
9)
Budaya lokal (strong in subculture).
Sekalipun konsumen Indonesia gengsi dan menyukai produk luar negeri,
namun unsur fanatisme kedaerahan-nya ternyata cukup tinggi. Ini bukan
berarti bertentangan dengan hukum perilaku yang lain.
10) Kurang
peduli lingkungan (low consciousness towards environment). Salah satu karakter
konsumen Indonesia yang unik adalah kekurangpedulian mereka terhadap isu
lingkungan. Tetapi jika melihat prospek kedepan kepedulian konsumen terhadap
lingkungan akan semakin meningkat, terutama mereka yang tinggal di perkotaan
begitu pula dengan kalangan menengah atas relatif lebih mudah paham dengan isu
lingkungan. Lagi pula mereka pun memiliki daya beli terhadap harga premium
sehingga akan lebih mudah memasarkan produk dengan tema ramah lingkungan
terhadap mereka.
2.1
Kepuasan pada Konsumen pada suatu Produk
Pada bab sebelumnya
telah kita bahas tentang perilaku konsumen, namun kali ini kita akan
menganalisa bagaimana perilaku konsumen tersebut langsung pada produk yang akan
digunakan dan juga bagaimanakah konsumen itu mendapatkan kepuasan maksimal pada
suatu produk.Kita akan sedikit membahas tentang perilaku konsumen agar teringat
kembali materi yang sebelumnya sudah di posting.
Perilaku konsumen
ditimbulkan oleh faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku
pembelian konsumen, perusahaan harus berusaha untuk dapat memahami perilaku
pembelian konsumen tersebut. Konsumen sangat heterogen dilihat dari usia,
tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, pekerjaan dan selera. Persaingan yang
dihadapi oleh sebagian besar perusahaan tampaknya semakin mempengaruhi kebutuhan
konsumen dipasar.
Tujuan seorang konsumen yang rasional
ialah mendapatkan kepuasan yang maksimum dari suatu barang yang dikonsumsinya.
Seorang konsumen yang mencapai kepuasan yang maksimum dari mengkonsumsi suatu
barang, dikatakan konsumen tersebut berada dalam kondisi keseimbangan
(equilibrium).
Tingkat kepuasan
maksimum konsumen dapat dicapai pada waktu konsumen dapat memenuhi kebutuhan
yang diinginkan. Bagaimana konsumen dapat memenuhi kebutuhan konsumen?
Ada beberapa faktor yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen antara lain:
pendapatan konsumen, harga barang dan selera konsumen.
Sebagai
ilustrasi ada dua orang pembeli masuk supermarket. Orang pertama keluar
supermarket tidak membeli apapun, sedangkan orang kedua keluar supermarket
membeli kebutuhannya. Pertanyaannya, pembeli yang mana yang dapat mencapai
tingkat kepuasan maksimum konsumen? Jawabannya, tentunya pembeli yang
dapat memenuhi kebutuhannya. Pertanyaan berikutnya, mengapa kedua pembeli
ada yang bisa membeli dan ada yang tidak bisa membeli? Jawabannya adalah karena
ada kemungkinan sesuai atau tidak sesuainya pendapatan yang dimiliki, harga
barang dan selera pembeli (dimana salah satu saja tidak memenuhi maka tidak
akan terjadi transaksi jual beli itu).
Syarat Mencapai Kepuasan yang Maksimum
“Seorang konsumen akan mencapai kepuasan
yang maksimum, apabila marginal utility dari setiap rupiah yang dibelanjakan
untuk berbagai jenis barang adalah sama”.
Secara matematis syarat tersebut dapat
ditulis sebagai berikut :
MUX /PX = MUY /PY = . . . ,
dengan kendala, PX.QX + PY.QY + . . = M
Dimana :
M
= pendapatan uang individu utility perperiode waktu.
MUX =
marginal utility barang X.
MUY =
marginal utility Y.
PX
= harga per unit barang X.
PY
= harga per unit barang Y.
Misalnya
pendapatan seorang konsumen perperiode waktu = $12, dan seluruhnya ingin
dibelanjakan untuk membeli barang X dan Y. Harga barang X : PX = $2 dan harga
barang Y : PY = $1.
Salah
satu contoh lain yang pernah kami dirundingkan adalah ketika salah satu anggota
kami dilakukan prospek terhadap beberapa agensi. Agensi tersebut melakukan
kontak kepada pelanggan yang berasal dari teman sendiri. Dari sana agensi sudah
memiliki langkah kedepan sehingga pelanggan tidak merasa canggung karena tidak
kenal satu sama lain, dari perbincangan yang dilakukan agensi tersebut
melakukan perbincangan yang sangat tidak terpikirkan tentang masa depan. Sehingga
membuat sang pelanggan menjadi tertarik, karena keterbatasan biaya pada
pelanggan sang agensi pun melakukan penjelasan tentang premi bulanan yang
dimulai dari 150.000 sampai 500.000 perbulan. Maka untuk itu perusahaan
asuransi berlomba dalam memberikan pelayanan dengan sebaik – baiknya sehingga
konsumen mendapatkan kepuasan maksimal. Dari contoh diatas kami menarik
kesimpulan bahwa tingkat perekonomian di Indonesia yang sedang naik turun,
perusahaan asuransi akan melakukan pelayanan baik dari segi harga hingga
kualitas agen yang membuat para costumer menjadi lebih puas.
agar para konsumen Anda tidak
berpaling ke perusahaan lain. Berikut ini kami informasikan 5 cara
mempertahankan kepuasan dan loyalitas pelanggan.
1) Berikan perhatian before dan after sales
Sebagian besar
pelaku pasar hanya fokus terhadap penawaran yang akan mereka sampaikan, tanpa
memperhatikan keinginan konsumen. Kesalahan inilah yang sering membuat para
konsumen melakukan penolakan secara langsung terhadap para sales, sebab mereka
menganggap para sales hanya akan berpromosi menawarkan sebuah barang. Karenanya
untuk menciptakan kepuasan konsumen, berikan perhatian khusus kepada para
konsumen baik sebelum terjadi transaksi pembelian maupun pasca pembelian.
Misalnya saja dengan membagikan katalog menarik untuk memancing minat konsumen,
serta memberikan garansi khusus pada produk unggulan yang Anda pasarkan.
2) Ciptakan sebuah hubungan yang saling menguntungkan
Dalam memasarkan
sebuah produk, tak jarang para pelaku pasar atau pedagang lebih mendominasi
komunikasi yang terbangun. Mereka memposisikan para konsumen sebagai pendengar,
dan pemasar sebagai narasumber utamanya. Strategi pemasaran seperti ini tentunya terbilang kuno, sebab sekarang ini
para konsumen sudah mulai cerdas dan bisa menentukan produk-produk unggulan
yang bisa memenuhi kebutuhan mereka. Oleh sebab itu, pastikan hubungan yang
terbangun antara konsumen dan pelaku pasar bisa seimbang dan saling
menguntungkan.
3) Lakukan follow
up pasca penjualan
Untuk
mempertahankan loyalitas pelanggan, ada baiknya Anda mencatat semua customer
yang pernah membeli produk Anda dan mencoba melakukan follow up ulang pasca
pembelian pertama. Meskipun cara ini sangatlah mudah, namun sampai hari ini
belum semua pelaku usaha melakukannya. Biasanya mereka kurang peduli dengan
prospek yang sudah dimiliki, dan cenderung mencari sasaran (konsumen baru)
dibandingkan harus mem-follow up ulang
konsumen-konsumen yang pernah melakukan pembelian di perusahaan mereka.
4) Tawarkan program menarik untuk menjaga loyalitas konsumen
Seperti halnya
mall-mall besar maupun pusat perbelanjaan di kota-kota besar yang biasanya
menawarkan program premium atau kartu keanggotaan untuk menjaga loyalitas para
pelanggan. Anda pun juga bisa mencoba program tersebut untukmembangun loyalitas konsumen. Mulailah dengan menawarkan sebuah keanggotaan atau member
khusus yang akan memberikan banyak keuntungan bagi para pelanggan setia Anda.
Misalnya saja menawarkan diskon khusus bagi para konsumen yang memiliki kartu
keanggotaan, atau menawarkan bonus tertentu bagi para member yang berbelanja
cukup banyak di perusahaan Anda.
5) Berikan keuntungan bagi pelanggan setia Anda
Selain menawarkan
program menarik untuk menjaga loyalitas konsumen, Anda juga bisa menjalin
kerjasama dengan para pelanggan setia Anda. Tawarkan peluang bisnis bagi para
konsumen yang bisa memberikan untung besar bagi mereka dan sekaligus bisa
membantu Anda dalam meningkatkan pemasaran produk. Contohnya saja dengan membuka program reseller untuk para
konsumen yang tertarik memasarkan produk Anda.
PENUTUP
Kesimpulan
Perilaku konsumen
adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian,
pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi
memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang
mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga
jual rendah (low involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan
mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high involvement) proses
pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Author: Mohammad
Mohammad is the founder of STC Network which offers Web Services and Online Business Solutions to clients around the globe. Read More →
Related Posts:
Teori Organisasi Umum 2
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: